PENJELASAN ANTARA KAITAN INSAN DENGAN HAWA NAFSU DUNIA SETAN



MAKALAH
PENJELASAN ANTARA KAITAN INSAN DENGAN HAWA NAFSU DUNIA SETAN














JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

PONTIANAK

2016/2017




KATA PENGANTAR
Allhamdulillahhirobbil’alamin wasyukurillah segala puji syukur kepada Allah SWT.  Yang telah memberikan karunia serta berkah kepada penyusun karena telah memberikan kelancaran dan kemudahan sehingga kami sebagai penyusun dapat menyelesaikan makalah ini.
Tujuan dari penyusun membuat tugas ini adalah untuk memperluas pengetahuan yang kami miliki. Adapun kendala-kendala yang kami hadapi yaitu kurangnya materi yang kami kumpulkan.
Dalam pembuatan tugas ini, walaupun dalam bentuk sederhana kami berusaha membuat sebaik-baiknya agar dapat di mengerti dan di pahami sehingga dapat bermanfaat untuk menambah pengetahuan kita bersama.
Kami menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saran dan keritik  yang membangun dari semua pihak sangat kami harapkan. Semoga tugas ini akan membantu dalam meningkatkan pengetahuan.










DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL...................................................................................................... i
KATA PENGANTAR................................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................. 1
A.    Latar Belakang Masalah.............................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................... 2
A.        Wujud Insan................................................................................................. 2
B.        Insan dalam Pendekatan Hikmah................................................................. 4
C.        Keterkaitan Insan dalam QS. Yusuf 53 dan Al Qiyama h 2........................ 6
D.        Kaitan Insan dengan Hawa Nafsu Dunia Setan.......................................... 7
BAB III PENUTUP..................................................................................................... 11
A.      Kesimpulan................................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................. 12










BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Semua orang ketika ditanya Apa insan / manusia?” pasti jawabannya menunjuk wujud tubuh yang diciptakan allah dalam bentuk yang baik ini. Banyak dari kita yang tidak membedakan membendakan manusia dengan tubuh manusia. Apalagi pernbedaan dengan mukmin yang dijelaskan hanya perbedaan sebatas identitas agamanya saja.
Sebenarnya manusia dengan tubuh manusia memiliki arti yang tidak sama, jika manudsia itu bukan tubuhnya, maka bahasan tentang manusia harus mengarah kepada sesuatu yang sifatnya non lahiriah. Yang mana manusia itu dapat menjadi orang yang takwa.
Karena ketidakpahaman terhadap kedua hal ini, maka diharapkan dengan adanya makalah ini kita dapat mengetahui maksud di balik teks yang menjelaskan tentang insan.
B.     Rumusan Masalah
1.      Seperti apakah Wujud Insan?
2.      Bagaimana insan dalam pendekatan hikmah?
3.      Bagaimanakan keterkaitan insan dengan hawa nafsu dunia setan?
4.      Bagaimanakan keterkaitan insan dengan QS. Yusuf 53 dan Al Qiyamah 2?






BAB II
PEMBAHASAN
A.    Wujud Insan
Didalam Qs. Al Ahzab 72, istilah manusia itu sangat berbeda dengan yang kita pahami selama ini. Manusia manurut syari’at ialah yang paling sempurna penciptaannya dari makhluk lain, karena akal yang dianugerahkan tuhan kepadanya. Dan karenanya dapat membedakannya dengan hewan. Namun apakah sama  pengertian manusia ketika manusia itu tidak menggunakan akal mereka dengan baik, maka dikala itu manusia tidak halnya seperti hewan yang tidak berakal. Maka hal ini selaras dengan pengertian manusia yang dipandang dalam kaca mata pendekatan hikmah dan ontology yang menjelaskan bahwa manusia/insan itu adalah makhluk yang zalim lagi bodoh. QS. Al Ahzab 72.
مِنْهَا وَأَشْفَقْنَ يَحْمِلْنَهَا أَنْ فَأَبَيْنَ وَالْجِبَالِ وَالْأَرْضِ السَّمَاوَاتِ عَلَى الْأَمَانَةَ عَرَضْنَا إِنَّا
جَهُولًا ظَلُومًا كَانَ إِنَّهُ الْإِنْسَانُ وَحَمَلَهَا
Sesungguhnya kami telah mengemukakan amanah kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanah itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanah itu oleh manusia. sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh.
Dari teks Al Qur’an ini dapat disimpulkan bahwa penegertian manusia yang selama ini tidak lah benar adanya, karena banyak ayat al qur’an yang men erangka bahwa manusia/insan itu tidak pernah berbuat baik melainkan kufur kepada Allah, akan tetapi jika kita beranjak dari sifat menusia yang demikian kita dapat dikategorikan sebagai manusia yang beriman namun untuk mencapai hal itu tidaklah mudah karena orang yang hidup dengan asumsi bahwa mereka adalah manusia yang terbaik tidak akan pernah memandang kehinaan yang ada pada diriya sehingga melalaikan perintah Allah dan enggan memperbaiki diri.
A.    Insan dalam Pendekatan Hikmah
Manusia bagi kebanyakan orang adalah manusia yang tercipta sempurna, baik dan lain sebagainya. Akan tetapi dalam pendekatan hikmah manusia itu dipandang hanya satu yaitu kufur, negatif. Sebab manusia dalam pendekatan hikmah menunjukkan pada manusia dalam artian non fisik tidak bisa berlaku adil tetapi ia zhalim.
Karena hal ini telah jelas tersurat didalam kitab Al Qur’an yang menjelaskan bahwa Insan / manusia ini adalah manusia yang selalu ingkar kepada Allah Manuisa itu sangat kufur sesuai dengan QS. Al Adiyat 6
نُودٌلَكَلِرَبِّهِ الْإِنْسَانَ إِنَّ
Artinya “Sesungguhnya manusia itu sangat ingkar, tidak berterima kasih kepada tuhnannya.”
Dan manusia itu merupakan insan zhalim lagi sangat kafir QS. Ibrahim 34  
الْإِنْسَانَ إِنَّ تُحْصُوهَا لَا اللَّهِ نِعْمَتَ تَعُدُّوا وَإِنْ سَأَلْتُمُوهُ مَا كُلِّ مِنْ وَآتَاكُمْ 
كَفَّارٌ لَظَلُومٌ
Artinya “Dan Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dan segala apa yang kamu mohonkan kepadanya. Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu, sangat zalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah).”
dan manusia juga bersifat berkeluh kesah QS. Al Ma’arij 19
هَلُوعًا خُلِقَ الْإِنْسَانَ إِنَّ
Artinya “sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kafir.”
Manusia juga memiliki sifat tamak yang tidak pernah merasa cukup sesuai dengan QS. Al ‘Alaq 6-7
لَيَطْغَىٰ الْإِنْسَانَ إِنَّ كَلَّا
Artinya “Ketahuilah! Sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas,
اسْتَغْنَىٰ رَآهُ أَنْ
Artinya “Karena dia melihat dirinya serba cukup”

B.     Hubungan Insan dengan Hawa nafsu Dunia setan          
Manusia itu pembangkang tidak mau menjadi orang yang beriman. Intinya manusia itu adalah sifat kufur. Maka orang yang memakai sifat manusia/insan dia tidak mempan diberi peringatan. Baginya sama saja apakah diberi peringatan atau tidak.
Yahya bin Mu’adz al-Razi berujar, musuh manusia ada tiga, yaitu dunia, setan, dan hawa nafsu. Kalam ini dikutip Imam Ghazali dalam Ihya Ulumiddin (3/66).
                        Menurut riwayat Imam Baihaqi “nabi bersabda: Allah menciptakan manusia dari 4 sesuatu. Dari angin, air, tanah du insanan api.”
خلق الله الانسان من اربعة اشياء من الريح والماء والطين والنار
Karena sifat-sifat yang telah dijelaskan diatas membuat manusia atau insan selalu memiliki sifat yang tidak baik.
Jika kita teliti awal kejadian manusia yan telah dijelaskan didalam Al Qur’an bahwa manusia diciptakan dari saripati . sesuai dengan QS. As Sajadah ayat 7
طِينٍ مِنْ الْإِنْسَانِ خَلْقَ وَبَدَأَ خَلَقَهُ شَيْءٍ كُلَّ أَحْسَنَ الَّذِي
“Dia yang membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan yang memulai penciptaan manusia dari tanah”.
Teks ini menujuk kejadian Adam As. Kemudian keturunannya dijadikan dari saripati tanah yang tersaring menjadi saripati air yang hina. Dalam QS. As Sajadah 8
مَهِينٍ مَاءٍ مِنْ سُلَالَةٍ مِنْ نَسْلَهُ جَعَلَ ثُمَّ
Kemudian Dia menjadikan keturunannya dari saripati air yang hina.

          Didalam saripati tanah yang dipancarkan dari tulang punggung/ sulbi laki-laki dan tulang dada perempuan itu telah terdapat empat anasir. Ternyata bukan empat nasir itu yang berubah menjadi wujud menjadi substansi kufur, tetapi pada empat unsur terdapat rahasia yaitu ruh-ruh yang mengiringi masing-masing anasir tersebut yaitu
·         Rahasia Angin bernama Ruh Raihan dia yang mengadakan hawa, yaitu sifat pantang kelintasan. Hawa itu ada pada kita karena anasir angin telah memenuhi seluruh rongga pada tubuh kita. Pintunya adalah telinga.
·         Rahasia Air bernama Ruh Rahmani, Dia yang mengadakan nafsu, yaitu sifat pantang kerendahan. Nafsu ada pada kita karena anasir air telah menjadi urat, benak dan tulang pada kita. Pintunya ialah mata (penglihatan).
·         Rahasia Tanah bernama Ruh Jasmani, menjadi daging, kulit, bulu/roma pada kita, dia yang mengadakan dunia, yaitu sifat pantang kekurangan. Dunia ada pada kita karena anasir tanah telah menjadi daging, kulit, dan bulu atau roma pada kita.
·         Rahasia Api bernama Ruh Idhofi, dia yang mengadakan setan, yatu sifat pantang kalah. Setan ada pada kita oleh karena anasir api telah menjadi darah pada kita.
C.    Keterkaitan antara Insan dengan QS. Yusuf, 12:53, Al-Qiyamah, 75:2.
Empat anasir ini dari tubuh manusia yang ianya berasal dari saripati tanah, kemudian melahirkan dua nafs sebagai personifikasi kufr yaitu nafs ammarah dan nafs lawwamah dalam QS. Yusuf 53 dan Qiyamah 2
رَحِيمٌ غَفُورٌ رَبِّي إِنَّ ۚبِّي رَرَحِمَ مَا إِلَّا بِالسُّوءِ لَأَمَّارَةٌ النَّفْسَ إِنَّ ۚنَفْسِي أُبَرِّئُ وَمَا
Artinya “Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan…..”
اللَّوَّامَةِ بِالنَّفْسِ أُقْسِمُ وَلَا
Artinya “Dan Aku bersumpah dengan jiwa yang amat menyesali (dirinya sendiri).”
      Nafs ammarah ini muncul dari menyatnya sifat pantang kerendahan pada nafsu dan sifat pantang kalah pada setan. Wujud yang tampak pada manusia adalah sikap emosional, mudah marah dan mudah tersinggung.
      Nafs Lawwamah muncul dari menyatunya sifat pantang kelintasan pada hawa dan sifat kekurangan pada dunia. Wujud tersembunyi pada manusia, yaitu sifat ‘ijib (bangga diri), riya’ (minta dipuji), hasud (iri dengki)fitnah, lobak, sombong.
      Jadi wujud tubuh yang tampil dengan sifat seperti di atas itulah wujud diri yang menjadi manusia. Manusia itu bukan artian fisik tapi non fisik dan mutlak berseberangan dengan iman. Iman itu adalah kepercayaan Allah. Dialah yang diizinkan Allah dan diberi kuasa menggerakkan jasad sebagai tempat landingnya.
BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
            Manusia bagi kebanyakan orang adalah manusia yang tercipta sempurna, baik dan lain sebagainya. Akan tetapi dalam pendekatan hikmah manusia itu dipandang hanya satu yaitu kufur, negative. Sebab manusia dalam pendekatan hikmah menunjukkan pada manusia dalam artian non fisik tidak bisa berlaku adil tetapi ia zhalim.
Karena hal ini telah jelas tersurat didalam kitab Al Qur’an yang menjelaskan bahwa Insan / manusia ini adalah manusia yang selalu ingkar kepada Allah Manuisa itu sangat kufur sesuai dengan QS. Al Adiyat 6
Rahasia Angin bernama Ruh Raihan dia yang mengadakan hawa, yaitu sifat pantang kelintasan. Hawa itu ada pada kita karena anasir angin telah memenuhi seluruh rongga pada tubuh kita. Pintunya adalah telinga.
Rahasia Air bernama Ruh Rahmani, Dia yang mengadakan nafsu, yaitu sifat pantang kerendahan. Nafsu ada pada kita karena anasir air telah menjadi urat, benak dan tulang pada kita. Pintunya ialah mata (penglihatan).
Rahasia Tanah bernama Ruh Jasmani, menjadi daging, kulit, bulu/roma pada kita, dia yang mengadakan dunia, yaitu sifat pantang kekurangan. Dunia ada pada kita karena anasir tanah telah menjadi daging, kulit, dan bulu atau roma pada kita.
Rahasia Api bernama Ruh Idhofi, dia yang mengadakan setan, yatu sifat pantang kalah. Setan ada pada kita oleh karena anasir api telah menjadi darah pada kita.
Daftar Pustaka
Departemen Agama RI, Al Qur’an dan terjemahan, CV. Penerbit J-ART, Bandung. 2004
Hadits Shahih.


ILMU KALAM

  ILMU KALAM Disusun Untuk Memenuhi Matakuliah Ikmu kalam Dosen pengampu :Ismail, S,Pdi,M.Pd.I     Disusun Oleh : Nyemas u...