USTMAN BIN AFFAN



BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Peradaban Islam merupakan terjemahan dari kata al-Hadharah al-Islamiyyah, yang sering juga diterjemahkan dalam bahasa Indonesia sebagai kebudayaan. Peradaban Islam ini dulunya telah berkembang pesat sejak Nabi Muhammad, serta para sahabat seperti Usman Bin Affan, dimana bangsa Arab yang dulunya terbelakang, bodoh, tidak terkenal, dan diabaikan bangsa-bangsa lain, menjadi bangsa yang sangat maju, seperti bidang ilmu pengetahuan, ketatanegaraan, seni rupa, seni bangunan, dan di dalamnya terdapat nilai-nilai Al-Qur’an dan Hadist, serta semua wilayah kekuasaan islam menggunakan satu bahasa yaitu bahasa Arab oleh karena itu  peradaban ini sangat penting artinya dalam sejarah manusia hingga sekarang, bahkan kemajuan barat pada mulanya bersumber dari peradaban islam yang masuk melalui spanyol, hingga tiba pada masa khalifah Usman dibunuh peradaban islam pada sudah mulai menurun, kemudian digantikan oleh khalifah Ali bin Abi Thalib
.
Hal ini di karenakan perpecahan kekuatan politik islam, selain itu kemerosotan juga terjadi dikarenakan merosotnya akhlak, ungkapan-ungkapan juga tidak lagi menggunakan satu bahasa atau bahasa arab, bahkan peran arab juga sudah menurun, selain itu peran islam saat ini sebagai pembuat sejarah telah dipisahkan dalam kehidupan Islam.

Berangkat dari ulasan di atas penulis berupaya untuk membahas judul sejarah pendidikan islam pada masa Ustman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib.


B. rumusan Masalah
1. bagaimana biografi ustman bin Affan dan Ali bin Abi thalib?
2. bagaimana pendidikan islam dimasa ustman bin Affan dan ali bin abi thalib?






BAB II
PEMBAHASAN


A.    UTSMAN BIN AFFAN (23-25 H, 644-656 M)
1.      Biografi singkat
Usman ibnu affan ibnu abil ash ibnu umaiyah dilahirkan pada waktu nabi muhammad berusia 5 tahun sekitar tahun 573 M. atas seruan dan ajakan abu bakar As-shidiq, di a mengakatan beriman dan masuk islam. Sebelum dan sesudah agama islam datang, usman merupakan saudagar besar dan kaya. Ia sangat pemurah menafkahkan dan mewakafkan hartanya demi kepentingan agama Islam. Contohnya ketika Rasul mengerahkan "Jaisyul Usrah" (bala tentara saat kesulitan) sewaktu perang tabuk, Usman mendermakan 950 ekor unta 59 ekor kuda dan 1000 dinar untuk kepentingan tentara islam.
Hubungan beliau dengan Rasulullah sangat akrab. Rasulullah menikahkan usman dengan putrinya, Ruqaiyah. Setelah putrinya itu meninggal di perang Badar, Rasul menikahkannya kembali dengan putrinya yang kedua yaitu Umi Kultsum. Itu sebabnya ia dijuluki Dzun Nurain (punya dua cahaya).

2.      Masa Khalifah Usman bin Affan
Pelaksanaan pendidikan islam tidak jauh berbeda dengan masa sebelumnya, pendidikan dimasa ini hanya melanjutkan apa yang telah ada, namun hanya sedikit terjadi perubahan yang mewarnai pendidikan Islam. Para sahabat yang berpengaruh yang dekat dengan Rasullullah yang tidak diperbolehkan meninggalkan Madinah dimasa Khalifah Umar, diberikan kelonggaran untuk keluar di daerah-daerah yang mereka sukai. Kebijakan ini sangat besar pengaruhnya bagi pelaksanaan pendidikan di daerah-daerah.
Disitu mereka mengajarkan ilmu-ilmu yang dimiliki dari rasul secara langsung. Kebijakan ini besar sekali artinya bagi pelaksanaan pendidikan islam disaerah-daerah. Sebelumnya, umat islam diluar madinah dan makkah, khususnya dari luar semenanjung Arab.  Harus menempuh perjalanan yang jauh yang melelahkan dan lama untuk menuntut agama islam dimadinah. Tetapi sebenarnya sahabar-sahabat besar keberbagai daerah meringankan umat islam kepada sahabat-sahabat yang tah banyak ilmu islam didaerah mereka sendiri atau didaerah terdekat.
Usaha kongrit dibidang pendidikan islam belum dikembangkan oleh khalifah usman. Khalifah  merasa sudah cukup dengan pendidikan yang sudah berjalan satu usaha cemerlang telah terjadi dimasa ini,  yang berpengaruh luar biasa bagi pendidikan islam.  Melanjutkan usulan Umar kepada khalifah Abu bakar untuk mengumpulkan ayat al-qur’an. Khalifah Usman memerintahankan agar mushaf yang dikumpulkan dimasa Abu bakar. Disalin leh Zaid bin tsabit bersama bdullah bin Zubair, Zaid bin ‘Ash, dan abdurahman bin Harist. Penyalinan ini dilatar belakangi oleh perselisihan dalam bacaan al-qur’an  menyaksikan perselisihan itu, hudzaifah bin yaman melaporkan kepada khalifah usman dan meminta  khalifah memerintahkan penyalinan tersebut sekaligus menyatukan bacaan al-qur’an dengan pedoman apabila terjadi perselisihan bacaan antara Zaid bin Tsabit dngan tiga anggota tim penyusun, hendaknya ditulis sesuai lisan Quraisy karena al-qur’an itu diturunkan dengan lisan quraisy. Zaid bukan orang quraisy, sedangkan ketiga orang anggotanya adalah orang  quraisy.
Setelah menyalin mushaf itu. Usman memerintahkan para penulis al-qur’an untuk menyalin kembali bebarapa mushaf untuk dikirim ke makkah, kuffah, basrah, syam.  Khalifah usman sendiri memegang satu mushaf yang disebut mushaf al-iman. Mushaf abu bakar dikembalikan lagi ketempat penyimpanan semula yaitu dirumh hasbah. Khalifah usman meminta agar umat islam memegang teguh apa yang ditulis dimushaf yang dikirimkan kepada mereka, sedangkan mushaf-mushaf yang sudah ada ditangan umat islam segera dikumpulkan dan dibakar untuk menghindari  perselisihan bacaan al-qur’an serta menjaga keasliannya. Fungsi al-qur’an sangat fundamental bagi sumber agam dan ilmu-ilmu islam, oleh laren itu, menjaga keaslian al-qur’an dengan menyalin dan membukukannya merupakan suatu usaha demi perkembangan ilmu-ilmu islam dimasa mendatang.
Sepeti khalifah-khalifah sebelumnya, khalifah Usman memberikan perhatian besarpada pengiriman tentara kebeberapa wilayah yang belum ditaklukan. Besar juga hasil yang diperoleh dari pengiriman ekspedis dimasa ini bagi perluasan kekuasaan islam, yang mencapai tripoli ciprus dan beberapa daerah lain tetapi, gelombang ekspedis berhenti sampai disini karena perselisihan pemerintahan dan kekacauan yang mnegakibatkan terbunuhnya khalifah Usman.
Proses pelaksanaan pola pendidikan pada masa Usman ini lebih ringan dan leboh mudah dijangkau oleh seluruh peserta didik yang ingin menuntut dan belajar islam dari segi pusat pendidikan juga lebih banyak, sebab pada masa ini para sahabat memilih tempat yang mereka inginkan untuk memberikan pendidikan kepada masyarakat.
Tugas mendidika dan mengajar umat pada masa ini diserahkan pada umat itu sendiri, artinya pemerintahan tidak mengangkat guru-guru, dengan demikian para pendidik itu sendiri melaksanakan tugasnya dengan mengharapkan keridhaan Allah

B.     ALI BIN ABI THALIB ( 36-41 H, 656 - 661 M)
1.      Biografi singkat Ali Bin Abi Thalib
Ali adalah putera Abi Thalib ibn Abdul Muthalib. Ia adalah sepupu Nabi saw yang telah ikut bersamanya sejak bahaya kelaparan mengancam kota Mekkah.
 Ia telah masuk Islam dalam usia yang masih sangat muda. Ia menemani nabi dalam perjuangan menegakkan Islam. Ali menikah dengan putri Rasulullah, Fatimah Azahra.
Yang pertama diselesaikan oleh Khalifah Ali ialah menghidupkan cita-cita Abu Bakar dan Umar, menarik kembali semua tanah dan hibah yang telah dibagikan oleh Usman kepada kaum kerabatnya kedalam kepemilikan negara. Ali juga menurunkan gubernur yang tidak disenangi rakyat.
Menjelang berakhirnya khalifah Usman, muncullah Abdullah Ibnu Sabba’, dalam sejarah ia dikenal sebagai orang pura-pura menjadi muslim sedang dalam hatinya penuh dengan kebusukan dan bermaksud merusak islam dari dalam. ia mmenyadari ketidakmampuanya untuk merobohkan Islam dengan kekuatan dan kekerasan. Karena itu ia mengalihkan siasatnya dengan memperalat kondisi yang hidup dalam lingkunganya. Perluasan wilayah Islam keluar jazirah Arab mengakibatkan masuknya pandangan hidup yang berasal dari agama Yahudi dan Kristen kemudian pandangan hidup agama Hindu pun masuk pada kehidupan Arab terseut. Jadi meskipun mereka telah meemluk Islam, pengaruh agama dan pandangan hidup lamanya itu masih melekat kuat. Usaha Abdullah Ibnu Saba’ beserta para pengikutnya dalam menyebarluaskan ide-ide dan pandangan hidupnya yang telah menyimpang dari garis ajaran Islam yang sebenarnya telah berhasil mempengaruhi pikiran dan pandangan hidup kaum muslimin. Untuk memperkuat idenya itu ia tidak segan-segan membuat hadits palsu dengan dalih mengembalikan Ali sebagai khalifah. Abdullah Ibnu Saba’ pernah berkata kepada Ali bahwa Ali adalah Tuhan. Karena ucapanya itu Abdullah Ibnu Saba’ pernah dibuang ke Mada’in oleh Ali. Demikian juga sejumlah kawan-kawan Abdullah Ibnu Saba’ telah datang kepada Ali dan mengatakan bahwa Ali adalah Tuhan. Ali menjatuhkan hukuman mati kepada mereka dengan membakar mereka hidup-hidup.   

2.      Masa Khalifah Ali bin Babi Thalib
Menganti Usman, naiklah ali bin Abi Thalib sebagai khalifah. Pada masa ali terjadi kekacauan dan pemberontakan sehingga dimasa ia berkuasa pemerintahannya tidak stabil. Pada awal masa pemerintahannya  sudah digoncang peperangan dengan Aisyah ( Istri Nabi) beserta thalhah dan abdullah bin Zubair yang berambisi menduduki jabatan khalifah. Pepetangan diantara mereka disebut dengan perang jamal (unta) karena Aisyah menggunakan Unta.
Setelah berhasil mengatasi pemberontakan Aisyah, muncul pemberontak lain sehingga masa kukuasaan khalofah ali tidak pernah mendapat ketenangan dan kedamaian. Mu’awiyah sebagai gubenur damaskus memberontak untuk menggullingkan kekuasaan Ali. Ali terpaksa harus menghadapi peperangn lagi melawamu’awiyah dan pendukungnya yang terjadi di syiffin.  Tentara Ali sudah hampir  pasti dapat mengalahkan tentara mu’awiyah, ketika akhirnya nu’awiyah mengambil siasat untuk mengandakan tahkim. Peyelesaian dengan adil dan damai, semua anggota Ali menolak, tetapi atas desakan sebagian tentaranya. Ia menerima juga, namun tahkim malah menimbulkan kekacauan karena mu;awiyah bersikap curang. Dengan tahkim mu;awiyah berhasil mengalahkan ali dan akhirnya mendirikan pemerintahan tandingan di damaskus
Smemtara itu sebagian tentara ali menentang keputusan dengan cara tahkim. Karena tidak setuju, mereka meninggalkan ali, mereka membentuk kelompok  sendiri sebagai kelompok khawarij. Golongan ini selalu mendorong kewibawaan ali kekuasaan ali sampai akhirnya beliau mati terbunuh seperti yang dialami Usman.
 Dengan kericuhan poltik pada masa Ali berkuasa, kegiatan pendidikan islam mendapat hambatan dan gangguan. Pada saat itu ali tidak sempat lagi memikirkan masalah pendidikan sebab keseluruhan perhatiannya itu ditumpahkan pada masalah keamanan dan kedamaian bagi seluruh masyarakat islam.
Pusat-pusat pendidikan pada masa Khulafa Al-Rasyidin tidak hanya dimadinah, tetapi  antara lain:
-          Makkah                                               - Madinah
-          Basrah                                                 - Kuffah
-          Damsyik (Syam)                                 - Mesir
 Dipusat-pusat ini lah daerah inilah pendidikan islam berkembang secara pesat.
-          Kurikulum pendidikan islam masa khulafa Rasyidin (632-661M/ 12-41H)
Sistem pendidikan islam pada mas khulafa Rasyidin dilakukan secara mandiri, tidak dikelola oleh pemerintah, kecuali pada masa  Khalifah Umar Bin Al-Khatab yang diturut campur dalam menambahkan materi kurikulum pada lembaga kuttab .
Para sahabat yang memiliki pengetahuan agama membuka majels pendidikan  masing-masing. Sehingga pada masa Abu Bakar misalnya lembaga pendidikan kuttab mencapai tingkat kemajuan yang berarti kemajuan lembaga kuttab ini terjadi ketika masyarakat Muslim telah menaklukan beberapa derah dan menjalin kontak dengan bangsa-bangsa yang telah maju ketika peserta didik selesai mengikuti pendidikan dikuttab. Mereka melanjutkan kejenjang pendidikan yang lebih tinggi yakni dimasjid. Dimasjid ini ada dua tingakat, yaitu tingkat menengah dan tingkat tinggi. Yang membedakan diantara pendidikan itu adalah kualitas Gurunya. Pada tingkat menegah gurunya belum mencapai status ulama besar. Sedangkan pada tingkat tinggi para pengajarnya adalah ulama uang memiliki pengetahuan yang mendalam dan integrasi kesalehan dan keimanan yang diakui masyarakat.
Materi pendidikan islam yang diajarkan pada masa khalifah al-rasyidin sebelum masa Umar bin khattab untuk pendidikan dasar:
-          Membca dan menulis
-          Membaca dan menghafal Al-Qur’an
-          Pokok-pokok agama islam, seperti cara whudu ,salat, shaum dan sebagainya
-          Ketika umar bin khatab diangkat sebagai khalifah, ia mengintruksikan kepada pendudukan kota agar anak-anak  diajari( berenang, mengendarai unta, memanahm menghafal dan membaca syair-syir yang mudah dan peribahasa)
Sedangkan materi pendidikan pada tinggat menenggah dan tinggi terdiri dari:
-          Al-qur’an dan tafsirnya
-          Hadist dan pengumpulannya
-          Fiqh (tasyri’)
Ilmu-ilmu yang dianggap duniawi dan ilmu filsafat belum dikenal sehingga pada masa itu tidak ada. Hal ini dimungkinkan mengingat konstruksusial masyarakat ketika itu masih dalam pengembangan wawasan keislaman yang lebih difokuskan pada pemahaman al-qur’an dan Hadist
BAB III
PENUTUP


A.    Kesimpulan
Usman sebagai khalifah dia juga sangan pintar dalam memimpin. Peduli tehadap rakyatnya merupakan ciri khas Usman binAffan. Serta pendidikan pada masa Usman ini menyeluruh, baik anak-anak, remaja maupun orang dewasa/tua, baik agama Islam maupun non Islam. Masih tetap mempunyai hak untuk menerima pendidikan.
Pola pendidikan Islam pada masa khalifah Usman bin Affan juga diserahkan sepenuhnya pada rakyat dan sahabat tidak hanya terfokus di Madinah saja, tetapi sudah boleh mengajar ke daerah- daerah lain. Di masa ini juga telah ada proses pembukuan Al-Qur’an secara runtut.
Pola pendidikan Islam pada masa khalifah Ali bin Abi Thalib kurang diperhatikan, hal ini dikarenakan pemerintahan Ali yang selalu dilanda konflik yang berujung pada kekacauan. Dan di khalifah Ali juga konflik antar kelompok mulai bermunculan. Baik itu Khawarij maupun Syiah, untuk itu pendidikan pada masa Ali hanya untuk mendamaikan suatu umat yang memiliki kepedulian terhadap rakyat serta melawan para musu Islam yang ingin menghancurkan Islam yang terkenal dengan pertempurannya yang tangguh sehingga dia di beri gelar Singa Padang Pasir.


B.      Saran
Menjadi seorang pemimpin itu tidak hanya mempunyai keberanian maupun kepedulian, tetapi mempunyai ketegasan dan kekuatan untuk membela yang hak bukan yang batil.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MOHON COMMENT NYA :)
ATAU LIKE NYA (Y) TERIMA KASIH

ILMU KALAM

  ILMU KALAM Disusun Untuk Memenuhi Matakuliah Ikmu kalam Dosen pengampu :Ismail, S,Pdi,M.Pd.I     Disusun Oleh : Nyemas u...